Manifest dream family

 


Haii, dari aku anak perempuan yang berusia 21 tahun. Aku anak ketiga dari empat bersaudara dan jarak umurnya 6-7 tahun dari dua kakak laki laki sebelum itu. Saat ini aku ingin mengekspresikan pikiranku melalui tulisan perihal parenting di keluargaku. Ku akui keluargaku jauh dari kata ideal. Bahkan aku sangat iri dengan keluarga fadil jaidi, ueno family atau keluarga yang keliatannya happy family gitu. Sejauh ini aku bersyukur bangett kok bisa lahir dalam keluarga yang dominan suku makassar. Walau aku juga masih bingung apakah ada campuran bugisnya atau gimana. Hm, sungguh aku sangat bingung memulai buat menceritakan perihal ini. Aku pengen aja membagikan perspektifku terkait keluarga apa yang pengen ku bangun di masa depan. Hal ini tentu, bercermin dengan keluargaku yang dimana aku berstatus sebagai seorang anak. 

Oiyaa, aku tumbuh sejak remaja hingga usiaku sekarang dengan keluarga yang beda atap. Dimana Bapak dan Mama memilih untuk hidup masing masing. Yah mau gimana lagi ya, aku sudah berusaha sebagai anak untuk bersatuu, namun saja sesuatu ga bisa dipaksain lagi. Sebagai anak kita ga bisa menyalahkan terus2an bahwa semua ini gara gara orang tua yang memilih seperti ini. Aku hanya berbaik sangka pada Tuhan bahwa mungkin saja lewat ini menjadikan anggota keluarga kami bisa lebih tangguh dan kuat menghadapi suatu masalah. Banyak hal yang telah kupelajari hingga menjadikan ku sebagai perempuan yang ceria dan tidak ada yang mengira bahwa aku tumbuh dari keluarga yang kurang harmonis. Hal ini langsung aja pengen aku jabarin, jika suatu saat aku sudah beralih membangun suatu keluarga : 

1. Kelak jika aku sudah di fase pengen membangun keluarga, aku akan berhati hati memilih pasangan dan penuh ikhtiar jika ada yang telah menemui orang tuaku. Tentu saja, yang terpenting disini aku mau melihat jiwa dia yang bisa aku ajak untuk bekerja sama dan ngobrolin hal apapun. Melihat parenting keluargaku yang sangat minim yang namanya teamwork skill, sehingga bikin aku juga sulit menguasai keterampilan ini dalam lingkup organisasi/akademik. Aku percaya bahwa segala skill bisa tercipta kok jika kita pengen belajar. Nah itu yang sedang aku lakuinn, walau ga secepat orang lain. Tapi bikin aku jatuh bangun ketika bekerja sama dengan orang lain. Disini melalui kerja sama, kita bisa banget menilai dari kestabilan emosionalnya, jiwa semangatnyaa, kasih sayangnya, komunikasinya, kepeduliannya dan sisi professional juga bisa kita liat.  Namanya kita berpasangan artinya kita siap untuk saling bekerja sama. Menurut akuu ya, ketika kita sudah memilih untuk menjalin rumah tangga, saling menghargai dan menerima penting banget menurut akuu. Aku ketika kelak ada yang berniat serius, akuu mau kita berangkatnya sebagai teman duluuu atau sebutnya partner bertumbuh gitu. Bukan yang dominan bucin ya menurut aku. Maksud aku bucin disini apaa ya. Boleh kok kita bucin tapi ada Waktu dan tempatnya. Sembari kita sama sama melangkah, kita boleh kok kasih reward dihubungan kita dengan jalan jalan, photobox atau makan makan yang belum kita cobaa. Itukan salah satu quality time yang menurut aku pengen gituu ya suatu saat, tapi yaa sabar duluuu. Ini kan perjalannnya masih mahasiswa akhir. Tapi gapapa sambal menulis ini, kamu bisa paham apa mau kamu. 

2. Selain kerja sama, aku pengen gitu ada Waktu Family Time. Kalau aku dan kamu sama sama bekerja, kita bisa ya buat sediain waktu weekend sama keluarga atau kalau ber-2 kita bisa pacaran setelah nikahh. HAHAHA. Sambil nulis, kok aku bisa sudah berpikir ginian. Tapi jujur ini asik bangettt. Gapapa dehh, semoga aja tulisan ini jadi doa yang dikabulin Tuhan. Iyapp, bener family time menurut aku penting bangettt. Soalnyaaa saat ini aku bahkan ga pernah rasain itu lagii selama aku remaja sampai saat ini. Ini bikin kita gaa bisa bercerita banyak hal apa yang kita rasain sama orang tua. 

3. Abiss FamTime, aku pengen kita obrolin tentang pembagian tugas buat mendidik anak anak. Jadi aku melihat parenting di keluargaku karena ngobrolnya jarang sehingga aku sebagai perempuan bingung mau minta solusinya ke siapa, mau curhatnya ke siapa, mau ngomong perihal ini ke siapa. Ujung ujungnya yakan kita jadi takut sama orang tua dan itu bikin kita jauh sama orang tua. Menurut aku yaa, terkadang takut itu ada positifnya, plusnya itu anak punya rasa hormat dan jiwa disiplinnya terbangun. Karena mungkin aku perempuan yang terkadang mood2nya ga berubah, aku mohon semoga kamu bisa mengimbanginya yaa. Semoga kamu sabarr ya menghadapi akuu, etz sama sama sabar pokokknyaa. 

4. Apa yaa lagiii, akuu pengen kita obrolin apapun bahkan keuangan kita masing masing. Uang keluar maupun uang masukk. Apa yang bikin kita gelisah usahain itu buka komunikasinya. Selagi itu sakitt, kumohon kita obrolin yaa. Ini demi kebaikan Bersama. Aku gaa mau salah satunya ada yg jauh lebih memendam. Aku mau kita saling bercerita dan mendengarkan. Kalau aku keliatannya marah tau bahkan diamm, tolong kasih aku jedaa buat nenangin diri ya. Abisss itu, kamu datengin aku atau bahkan aku yg datengin kamu yang pasti bercerita apa yang sedang aku rasainn. Pokoknya kita bisa saling mengerti dan belajar yaa. Jangan ada mengharap kesempurnaan, pokoknya kita sama sama bisa lebih baik. 

Untuk saat ini 4 ajaa duluuu, ini perspektif aku sebagai perempuan yang tumbuh dari keluarga yang bikin aku bercita cita membangun keluarga yang harmonis aamiin. Semangat memperbaiki diri lebih baik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebulan lagi 2025

22 Pelajaran di Umur menuju 22 Tahun (H-2)

eps. 3 (Cerita Labuan Bajo-Bintang jatuh)